Asian Games 1962, Tonggak Sejarah Olahraga Indonesia



Asian Games adalah event olahraga 4 tahunan terbesar di Asia. Dari banyaknya negara anggota, cabang olahraga, dan atlet yang berpartisipasi, menjadikan Asian Games event olahraga multicabang terbesar nomor dua setelah Olimpiade (musim panas). Kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dimana terdapat 45 Negara peserta, dan sekitar 490 pertandingan dalam 44 cabang olahraga.

Keputusan tuan rumah Asian Games IV tahun 1962 yang jatuh kepada Indonesia telah diketuk palu pada 1958. Mau tidak mau, Soekarno, presiden pertama Indonesia, wajib menjawab tuntutan pembangunan infrastruktur olahraga hanya dalam kurun waktu empat tahun.

Pada awal terpilihnya Jakarta (Indonesia) jadi tuan rumah Asian Games 1962. Sempat dilanda dengan isu politik dan agama. Pada saat itu Soekarno menolak partisipasi Israel karena alasan respect terhadap Palestina dan juga menolak Taiwan yang pada saat itu tengah perang saudara dengan Republik Rakyat Cina (Tiongkok) guna menghormati negara-negara arab yang saat itu memiliki hubungan diplomatik yang tidak baik dengan kedua negara tersebut. Akibatnya, International Olympic Council (IOC) menolak mensponsori event tersebut, dan mencabut keanggotaan Indonesia di organisasi tersebut. Namun event 4 tahunan itu tetap di gelar di Indonesia.

Penunjukan Lokasi GBK oleh Soekarno | totalfootball.blogspot.com


Miniatur Proyek Stadion GBK | historia.id
Tak perlu berpikir lama, Soekarno menunjuk "Kampung Senayan" sebagai lokasi pembangunan mega proyek itu. Di daerah perkampungan tersebut, ia ingin membangun sebuah stadion megah, yang kini bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno, wisma-wisma atlet, dan sejumlah gelanggang olah raga lain di sekitarnya (Surat Kabar Aneka, 1958).

"Ini akan menjadi stadion terbesar di dunia. Ini adalah awal bangsa kita menjadi bintang pedoman bangsa-bangsa di dunia, semua olahraga dari negara-negara di dunia berlomba di sini," kata Soekarno, sambil menunjuk Senayan di peta Jakarta, di hadapan Menteri Perhubungan, Sukardan, dan Sekretaris Panitia Asian Games 1962, Maladi. Disini lah awal terbentuknya Stadion GBK yang saat itu menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, serta salah satu terbesar di Dunia, dengan dana kredit lunak dari Uni Soviet (Rusia).

Patung Selamat Datang (patung HI) dan Bundaran Hotel Indonesia | pinterest.com
Soekarno, yang tengah membangun jati diri Indonesia, pun tak berhenti sampai di situ. Ia ingin negaranya dikenang semua orang, sehingga meminta pematung kenamaan, Sunarso, membuat patung selamat datang di Bundaran HI. Patung dengan bentuk sepasang remaja melambaikan tangan itu menjadi gerbang kompleks olahraga mewah ini. Di kemudian hari, rencana Soekarno kian melebar. Insinyur Teknik Sipil Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung) ini melebarkan pembangunan infrastruktur ke beberapa daerah, termasuk memperluas Bandara Kemayoran, yang menjadi pintu masuk kontingen Asia di Jakarta.

Tak hanya itu, Bundaran Semanggi dan Jalan Thamrin pun ia bangun untuk mempermegah muka Indonesia di kancah dunia. Rencana itu tentu menjadi perdebatan. Ada yang setuju, ada juga yang bertanya-tanya: mengapa Soekarno mengorbankan biaya besar demi menunjang kegiatan olahraga? Namun, ia mampu menjawabnya dengan mudah. Di matanya, olahraga merupakan salah satu alat perjuangan bangsa. Dengan berkiprah di dunia olah tubuh, Indonesia sanggup berkata pada dunia. "Kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bangsa yang besar. Yang mampu maju ke muka, memimpin pembebasan bangsa-bangsa di dunia menuju dunia barunya."

Jepang Dibuat Kagum.

Di era 1960-an, Jepang menjadi negara Asia dengan kemajuan infrastruktur yang maju. Tetapi, proyek-proyek akbar Soekarno di Senayan sukses bikin seorang utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum. "Ini bangsa gila, bisa menyelesaikan seluruh soal dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut," katanya.

Tiket Cabang Sepak Bola Asian Games 1962 | tua-tradisionil.blogspot.com

Tiket Cabang Atletik Asian Games 1962 | tua-tradisionil.blogspot.com

Pembangunan Proyek Asian Games Selesai.

Soekarno dan kabinetnya, serta panitia penyelenggara Asian Games, mampu merampungkan proyek itu dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun saja. Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Pada 24 Agustus 1962, kurang lebih 100 ribu orang berkumpul di Stadion Senayan. Asian Games IV resmi dibuka dengan mendatangkan 12 negara serta mempertandingkan 13 cabang olahraga. Dimana disinilah Awal debut Bulutangkis menjadi olahraga yang dipertandingkan di kancah Asian Games.

Perangko Asian Games Seharga 1,25; 2; 3; 5 Rupiah | it.avatar-nusantara.com
Kala itu, Indonesia diwakili 290 atlet terbaik. Hasilnya? Soekarno boleh berbangga karena Indonesia mampu menempati posisi ke-2, membuntuti bekas penjajah, yakni Jepang.

Indonesia berhasil mengumpulkan 77 medali dengan pembagian 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.

Tabel Perolehan Medali Asian Games 1962 | ocasia.com
Tanggal 4 September, sorak-sorai masyarakat Indonesia dan asing mengantar Sultan Hamengkubuwono IX menutup ajang bersejarah itu. Sejak saat itu, Indonesia dikenal sebagai peradaban yang maju dan patut diperhitungkan. Impian sang proklamator pun tercapai, mengangkat martabat Indonesia di mata dunia. Semoga Indonesia akan berjaya di Asian Games ke-18, yang akan di gelar di Jakarta dan Palembang tepat satu hari setelah HUT RI ke-73 tahun depan.

Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi

0 Response to "Asian Games 1962, Tonggak Sejarah Olahraga Indonesia"

Posting Komentar